Langsung ke konten utama

 

November 26, 2020

Atika Nuryanti

NIM. 20310410064

Arikel ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan Mental Program Studi S1 Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta dengan dosen pengampu bapak Fx. Wahyu Widiantoro, S.Psi., MA

 

TEORI KEPRIBADIAN SEHAT BERDASARKAN 7 TOKOH PSIKOLOGI

Setiap indivdu memiliki kepribadian yang berbeda dan setiap individu memiliki sisi kepribadian yang unik, akan tetapi bagaimana kepribadian individu tersebut dapat dikatakan memiliki kepribadian yang sehat ?  pada artikel ini akan dibahas menenai teori kepribadian sehat berdasarkan 7 tokoh psikologis  :

 

1.     Gardon Willard Allport

Allport menjelaskan bahwa dalam teori kepribadiannya terdapat salah satu proporsi utama yakni bahwa orang dewasa yang sehat secara psikologis tidak terpengaruh oleh peristiwa masa kanak-kanak serta didorong untuk merencanakan dan mengembangkan masa depan. Pengembangan tersebut meliputi identitas diri, jasmani diri, harga diri, perluasan diri, gambaran diri diri sebagai perilaku rasional serta propriate setiving.

Teradapat 6 kriteria yang menjelaskan mengenai kepribadian dewasa yang sehat secara emosional dan fungsional otonom, independen dari motif masa kanak-kanak. Sehingga mereka dapat mengatassi masa kini dan dapat merencanakan masa depan, antara lain :

a)   Orang dewasa dapat memperluas rasa diri mereka kepada orang-orang dan kegiatan di luar diri.

b)   Orang dewasa dapat berhubungan hangat dengan orang lain, menunjukkan keintiman, kasih sayang, dan toleransi.

c)    Penerimaan diri dewasa yang tinggi membantu mereka mencapai keamanan emosional.

d)   Orang dewasa memegang persepsi kehidupan yang realistis, mengembangkan keterampilan pribadi, dan membuat komitmen untuk beberapa jenis pekerjaan.

e)   Orang dewasa memiliki rasa humor dan objektifikasi diri (pemahaman atau wawasan tentang diri).

f)     Orang dewasa berlangganan filosofi pemersatu kehidupan, yang bertanggung jawab untuk mengarahkan kepribadian menuju tujuan masa depan.

Pada perkembangan kepribadian masa kanak kanak, Allport memilih istilah proprium untuk diri sendiri atau ego. Dia menolak kata-kata itu sendiri dan ego karena keragaman makna yang diberikan kepada mereka oleh teori lain. Kita dapat lebih memahami kata proprium dengan mempertimbangkannya dalam arti kata sifat yang sesuai. Proprium mencakup aspek-aspek kepribadian yang khas dan dengan demikian sesuai dengan kehidupan emosional individu kita. Aspek –aspek unik dari masing masing individu yang akan menyatukan sikap, prinsip dan niat.

 

2.    Carl Ransom Rogers

Pada tahun 1930-an Rogers mengembangan metode untuk menentukan pembentukan kepribadian, apakah perilaku tersebut sehat dan konstruktif atau tidak sehat dan merusak. Beliau menyelidiki dari faktor internal (pemahaman diri / wawasan diri anak) serta faktor eksternal (lingkungan keluarga, kesehatan, pengaruh budayam interaksi sosial dan tingkat pendidikan).

Roger mengungkapkan bahwa kepribadian yang sehat yakni iya (individu) yang dapat mengaktualisasikan dirinya terhadap proses atau suatu arah (bukan tujuan) dengan kata lain proses aktualisasi didi ini tidak akan pernah selesai.  Sehingga individu yang telah mencapai aktualisasi diri ialah individu yang mampu menjadi diri sendiri tanpa menyembunyikan jati dirinya. terdapat 5 tanda individu yang telah mampu melakukan aktualisasi diri yakni :

a)  Keterbukaan pada pengalaman  : mampu menerima pengalaman baru dari luar sehingga mampu menemukan gambaran baru yang lebih kreatif dan kontruksif

b)  Kehidupan eksistensia : Individu tidak akan mudah beperasangka dan mudah menyesuaikan diri terhadap pengalaman yang membuat mereka tidak harus memanipulasi apa yang dialaminya sehingga dapat dengan bebas berpartisipasi didalamnya

c)  Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri : mampu percaya pada diri mereka sendiri dan berperilaku pada apa yang mereka rasakan

d)  Persaan bebas : semakin sehat psikologis seseorang maka akan bebas untuk memilih dan bertindak tanpa dibayangi rasa ketakutan akan suatu hal

e)  Kreativitas :orang yang berfungsi sepenuhnya lebih mampu menyesuaikan diri dan bertahan terhadap perubahan-perubahan yang drastis dalam kondisi lingkungan, mereka memiliki kreativitas dan spontanitas.

 

3.   Erich Fromm

Erich Fromm melihat kepribadian sebagai suatu produk kebudayaan. Kepribadian dapat dikatakan sehat atau tidak sehat tergantung pada kebudayaan yang membantu atau justru menghambat pertumbuhan dan perkembangan manusia yang positif. Sehingga beliau percaya jika kesehatan jiwa harus didefenisikan menurut bagaimana baiknya masyarakat menyesuaikan diri dengan kebutuhan dasar semua individu, bukan menurut bagaimana baiknya setiap individu menyesuaikan diri dengan masyarakat. Karakter seseorang dapat dipengaruhi oleh sosial, politik, dan  ekonomi masyarakat kita, namun tidak menentukan karakter kita karena setiap orang memiliki kemampuan untuk membentuk karakter kepribadian dan  sosialnya sendiri.

Erich fromm mendefinisikan kepribadian yang sehat ialah individu yang dapatmengembangan cinta satu sama lain, sehingga menjadi produktif dan kreatif serta dapat mempertajam/memperluas tenaga dan pikiran objektifitasnya.  Sehingga individu yang bergaul dengan cinta, berakar dalam hubungan persaudaraan dan solidaritas,

 

4.   Abraham Harlod Maslow

Abraham Harlod Maslow menjelaskan bahwa seseorang individu yang memiliki kepribadian sehat yakni individu yang termotivasi oleh suatu kebutuhan dan memiliki potensi untuk tumbuh menuju kesehatan psikologis dengan mengaktualisasikan diri. Karena aktualisasi diri merupakan hierrarki tertinggi yang melibatkan realisasi dan pemenuhan maksimum pada potensi, bakat dan kemampuan, maslowpun mengungkapkan bahwa meskipun seseorang dapat memenuhi semua kebutuhan lain dalam hierarki akan tetapi jika seseorang tersebut tidak mampu mengaktualisasi dirinya maka dai akan gelisah, frustasi dan tidak puas.


 

5.   Carl Gustav Jung

Jung membentuk teori kepribadian berdasarukan fantasi dan mimpi pasiennya (serta miliknya) dan eksplorasi bahasa kuno. Alkimia dan astrologinya. Sehingga dapat dijelaskan bahwa kepribadian menurut jung dibagi menjadi 4 poin utama yakni :

a)   Integrasi diri sebagai ungkapan diri dan kepribadian yang mampu  di integrasikan dan diharmoniskan.

b)   Penerimaan dan toleransi terhadap kodrat manusia yaitu ketika individu  terbuka kepada ketidaksadaran kolektif maka orang-orang yang terindividuasi akan memiliki kesadaran dan toleransi yang lebih besar terhadap kondisi manusia.

c)   Mampu menerima apa yang tidak diketahui dan misterius, karena mereka tidak lagi semata-mata makhluk yang hanya mempunyai pikiran, maka mereka dapat menerima dalam kesadaran, ketidaksadaran faktor-faktor irasional.

d)   Memiliki kepribadian yang universal, yaitu ketika tidak ada lagi satu segi kepribadian (sikap, fungsi, atau sisi dari arketipe) yang dominan, maka keunikan individu hilang. 

 

 

6.    Viktor Emil Frankl

Frank memiliki kerangka berfikir mengenai teori kepribadian dengan mosel logoterapi dan dinamika kepribadian. Dalam pandangan logoterapi setiap orang mendambakan kebahagiaan dalam kehidupannya, akan tetapi kebahagiaan itu tidak datang begitu saja. Mereka yang berhasil memenuhinya akan mengalami hidup yang bermakna (meaningful life) dan ganjaran (reward) dari hidup yang bermakna adalah kebahagiaan (happiness). Di lain pihak mereka yang tak berhasil memenuhi motivasi ini akan mengalami kekecewaan dan kehampaan hidup serta merasakan hidupnya tidak bermakna (meaningless). sehingga akibat dari penghayatan hidup yang hampa dan tak bermaknayang berlarut-larut tidak teratasi dapat mengakibatkan gangguan neurosis (noogenik neurosis) mengembangkan karakter totaliter (totalitarianism) dan konformis (conformism).

 

7.    Friedrich Salomon Perls

Perls mengungkapkan bahwa individu yang memiliki kepribadian sehat  akan menjadari bahwa satu-satunya kenyataan yang dimiliki ialah kenyataan pada saat ini tidak ada kaitannya dengan masa lalu maupun masa depan, mempunyai kesadaran dan penerimaan apa adanya terhadap diri mereka sendiri, mampu mengungkapkan kemauan dan terbuka, mampu bertanggung jawab terhadap kehidupannya sendiri, dapat berhubungan dengan diri sendiri maupun dunia, mempunyai batasan ego yang fleksibel serta tidak menjadikan kebahagiaan menjadi tujuannya, akan tetapi fokus terhadap apa dan menjadi siapa sekarang ini.

 

 

DAFTAR PUSTAKA.

Devoe, D. 2012. Viktor Frankl’s Logotherapy : The Search For Purpose and Meaning. Inquiries journal student pulse. Vol. 4 (07).

Fromm, E. 1965. The Sane Society. Fawcet Premier. New York. Hal 35-36

Schultz, D. 2017. Theories of Personality : eleventh edition. Cengage Learning. Hal

Komentar